RESIDU KLORIN

   Klorin merupakan zat kimia yang relatif murah dan siap digunakan,begitu dilarutkan dalam air dengan jumlah yang cukup akan merusak sebagian besar kuman penyebab penyakit tanpa membahayakan manusia.Namun demikian saat organisme telah rusak,klorin juga akan habis.Jika klorin yang ditambah cukup,setelah semua organisme rusak akan terdapat sisa klorin dalam air yang disebut klorin bebas.Klorin bebas akan tetap berada dalam air sampai hilang di dunia luar atau terpakai untuk membunuh kontaminasi baru.

Karena itu jika kita memeriksa air dan menemukan masih terdapat klorin bebas yang tersisa,hal itu merupakan bukti bahwa sebagai besar organisme dalam air yang berbahaya telah disingkirkan dan air aman untuk diminum.Pengukuran tersebut dinamakan residu klorin.
Pengukuran residu klorin dalam air merupakan metode yang sederhana namun penting untuk memeriksa apakah air yang dikirim telah aman untuk diminum.


KAPAN dan Dimana memeriksa air??
Penggunaan klorin yang tersering untuk desinfeksi adalah pada pipa penyediaan air.Klorinasi suplai air secara berkala sulit dilakukan dan biasanya desinfeksi dilakukan setelah perbaikan dan pemeliharaan.
Residu klorin biasanya diperiksa pada saat berikut ini:
  -  Segera setelah klorin ditambahkan dalam air,untuk menilai apakah proses klorinasi bekerja.
  - Pada saluran keluar air ke konsumen yang paling dekat dengan titik klorinasi,untuk memeriksa apakah tingkat residu klorin berada dalam batas yang diterima(0,2-0,5 mg/l)
  - Pada titik terjauh dari jaringan dimana kemungkinan tingkat residu klorin paling rendah.Jika ditemukan kadar klorin kurang dari 0,2 mg/l mungkin perlu dilakukan penambahan klorin pada daerah pertengahan jaringan.




Cara kerja klorin dalam membunuh kuman
Penambahan klorin dalam air akan memurnikannya dengan cara merusak struktur sel organisme,sehingga kuman akan mati.Namun demikian proses tersebut hanya akan berlangsung bila klorin mengalami kontak langsung dengan organisme tersebut.Jika air mengandung lumpur,bakteri dapat bersembunyi didalamnya dan tidak dapat dicapai oleh klorin.
Klorin membutuhkan waktu untuk membunuh semua organisme.Pada air yang bersuhu lebih tinggi atau sekitar 18 derajat celcius,klorin harus berada dalam air paling tidak selama 30 menit.Jika air lebih dingin,waktu kontak harus ditingkatkan.Karena itu biasannya klorin ditambahkan ke air segera setelah air dimasukkan ke dalam tangki penyimpanan atau pipa penyalur agar zat kimia tersebut mempunyai cukup waktu untuk bereaksi dengan air sebelum mencapai konsumen.
Efektifitas klorin juga dipengaruhi oleh pH air.Klorinasi tidak akan efektif jika pH air >7,2 atau < 6,8.



RESIDU CHLORIN


Tujuan: Menentukan kadar residu Chlorin dalam sampel air dengan metode iodometri

Prinsip : Reaksi Redoks :
                Chlorin akan membebaskan iodium dalam suasana asam,Iodium yang dibebaskan ditirasi dengan larutan standart Na2S2O3 dengan bantuan indikator amilum. (Rx akan berjalan lebih cepat pada pH 3,0 - 4,0)

Reaksi : Ca(OCl)2 + 2 KI + H2SO4 à CaCl+ K2SO4 + H2O  +  I2
                     2Na2S2O3 + I2 à Na2S4O+ 2NaI


Caker : Penetapan kadar :
              1. Masukkan 10,0 ml sampel air ke dalam erlenmenyer 250 ml
              2. Tambahkan 1 ml lart Asam Sulfat pekat
              3.Tambahkan 5 ml lart KI 10 % tutup erlenmenyer dengan plastik dan ikat dgn karet untuk mengurangi penguapan  I2 yang terbentuk.
                  4.Titrasi dengan lart standart Na2S2O3 sampai warna larutan menjadi kuning pucat
                  5. Tambahkan 2 mlo lart indikator amilum 1% ,lanjutkan titrasi sampai warna biru hilang


Perhitungan:  (ml Na2S2O3 sampel – ml Na2S2O3 blangko) N Na2S2O3 x  35,46 X 1000 : volume sampel = …. Mg/l Cl2





Note: BM Na2S2O3  = 248,15 VALENSI 1
          BM KIO 3 = 214 VALENSI 6
          H2SO4 conc =12 N

Komentar